“Kami khawatir Netanyahu atau Trump akan melancarkan perang yang lebih parah dari perang sebelumnya,” kata Abeer Obeid, seorang wanita Palestina dari Gaza utara.
“Penyeberangan adalah sarana bagi masyarakat untuk memperoleh kebutuhan hidup pokok, mengapa mereka menutupnya,” tanyanya.
“Untuk memperpanjang gencatan senjata, mereka harus mencari solusi lain.” timpalnya, seperti dilansir AP.
Baca Juga: Waduh!!! Banyak Alat Kesehatan di RSUD Bekasi Terdampak Banjir
Middle East Eye melaporkan pada hari Minggu, langkah pemblokiran semua bantuan yang memasuki Jalur Gaza dilakukan setelah Hamas menolak perpanjangan kesepakatan gencatan senjata tahap pertama.
"Dengan berakhirnya fase pertama kesepakatan penyanderaan, dan mengingat penolakan Hamas untuk menerima garis besar [utusan AS Steve] Witkoff untuk melanjutkan perundingan, yang disetujui Israel, Perdana Menteri Netanyahu telah memutuskan bahwa mulai pagi ini semua masuknya barang dan pasokan ke Jalur Gaza akan dihentikan," kata pernyataan itu.
Baca Juga: Maulana Fokus Tingkatkan Kualitas Insfratruktur, Ekonomi Hingga Pelayanan Publik
"Israel tidak akan mengizinkan gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami. Jika Hamas terus menolak, akan ada konsekuensi lebih lanjut." tambahnya.