internasional

Semua Pihak Menunggu Respon Hizbullah Dan Iran

Senin, 5 Agustus 2024 | 11:10 WIB
Kota Haifa dan pelabuhannya di Israel utara (Gemalantang.com/New York Times)

GEMALANTANG.COM -- Suasana mencekam menyelimuti Israel beberapa hari ini, saat negara itu bersiap menghadapi ancaman pembalasan Iran atas pembunuhan sejumlah tokoh senior Hamas dan Hizbullah.

Dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa permusuhan jangka panjang Israel antara Iran dan sekutu-sekutunya dapat meningkat menjadi perang regional yang lebih luas.

Ketegangan regional sangat meningkat minggu ini setelah dua pembunuhan besar terjadi di Beirut yang menewaskan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

Baca Juga: Hamas Akan Menunjuk Pengganti Ismail Haniyeh

Iran, Hizbullah dan Hamas semuanya bersumpah untuk membalas pembunuhan tersebut, dan menempatkan Israel dalam keadaan waspada terhadap kemungkinan serangan yang akan segera terjadi yang dapat datang dari beberapa negara sekaligus.

Seorang warga Tel Aviv berusia 51 tahun menyebut Hizbullah belum melakukan serangan besar terhadap Israel ditengah kekhawatiran perang habis-habisan, dia mengatakan itu sambil memperhatikan putri mereka dari bangku jalan di Yerusalem

Baca Juga: Dua Skenario Muncul, IRGC Klaim Ini Penyebab Terbunuhnya Haniyeh

“Hizbullah belum menembaki kami dengan tujuan perang total hingga saat ini — mengapa mereka harus melakukannya sekarang?. Kami juga memiliki ruang aman dan Iron Dome. Namun, mereka mungkin merasa perlu untuk menanggapi sekarang, dan kemudian perlu ada tanggapan terhadap hal itu juga,” kata penduduk Tel Aviv Ofer Wasserman dikutip New York Times, Senin (05/08/2024).

Ancaman terbaru Iran dan Hizbullah telah menambah ketidakpastian pada kecemasan perang yang terus berlanjut. Pejabat Israel telah mendesak penduduk untuk menyiapkan makanan dan air di ruang aman yang dibentengi.

Baca Juga: Banyak Negara Dan Maskapai Penerbangan Tinggalkan Beirut

Paramedis melakukan latihan darurat untuk berlatih jika terjadi perang skala penuh. Pusat-pusat medis di Israel utara bersiap menghadapi kemungkinan bahwa mereka mungkin perlu memindahkan pasien ke bangsal bawah tanah yang terlindungi.

Eli Rachevski, yang bekerja di administrasi Kfar Blum, sebuah kibbutz di Israel utara, mengatakan warga khawatir tentang kemungkinan eskalasi. 

Baca Juga: Horor!!! RTH Yang Dibangun Pemkab Batanghari Tidak Terawat Hingga Ringsek

 

Halaman:

Tags

Terkini

Isu Royalti Menggema di Forum Jepang-ASEAN

Sabtu, 15 November 2025 | 16:46 WIB

Kremlin: Upaya Penyelesaian Konflik Ukraina Terhenti

Sabtu, 8 November 2025 | 13:59 WIB

Aksi Saling Sindir Zohran Mamdani vs Donald Trump

Kamis, 6 November 2025 | 09:19 WIB

Prabowo Warning Dunia Soal ‘Serakahnomics’

Sabtu, 1 November 2025 | 13:19 WIB

Gestur Diplomasi Prabowo Jadi Sorotan di KTT ASEAN

Senin, 27 Oktober 2025 | 09:12 WIB