GEMALANTANG.COM -- Kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, diyakini dapat meningkatkan situasi di kawasan itu, terlebih lagi hal itu terjadi bersamaan dengan penargetan komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut menurut laporan Al Jazeera
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan Ismail Haniyeh, menggambarkan pembunuhan itu sebagai tindakan pengecut dan perkembangan yang berbahaya, kantor berita Wafa melaporkan.
Baca Juga: Diambang Perang, Israel Malah Serang 'Jantung' Lebanon
Abbas juga meminta warga Palestina untuk bersatu, bersabar dan tabah menghadapi pendudukan Israel.
Sementara itu, kantor berita AFP melaporkan bahwa militer Israel menolak mengomentari laporan media asing tentang pembunuhan Ismail Haniyeh.
Baca Juga: Tolak Permohonan Asing, Hizbullah Siap Berperang Melawan Israel
Haniyeh yang terbunuh di Iran, adalah wajah tegas diplomasi internasional kelompok Palestina itu saat perang berkecamuk di Gaza, tempat tiga putranya tewas dalam serangan udara Israel.
Tiga putra Haniyeh - Hazem, Amir dan Mohammad - tewas pada 10 April ketika serangan udara Israel menghantam mobil yang mereka kendarai, kata Hamas. Haniyeh juga kehilangan empat cucunya, tiga perempuan dan seorang laki-laki, dalam serangan itu, kata Hamas.
Baca Juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dilaporkan Terbunuh Di Iran
Haniyeh membantah pernyataan Israel bahwa kedua putranya merupakan pejuang kelompok tersebut, saat ditanya apakah pembunuhan mereka akan berdampak pada perundingan gencatan senjata, justru Haniyeh memberikan jawaban yang mencengangkan.
"kepentingan rakyat Palestina didahulukan daripada segalanya" katanya, dikutip Reuters.