GEMALANTANG.COM -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu disambut dengan luapan amarah pengunjuk rasa saat ia mengunjungi lokasi serangan roket mematikan Hizbullah di kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 anak beberapa hari lalu.
Sekelompok warga Druze berpakaian hitam berkumpul di luar lapangan sepak bola tempat 12 anak-anak terbunuh saat Netanyahu berkeliling dengan para pemimpin setempat.
Baca Juga: Israel Panik Dengan Pernyataan Erdogan, NATO Diminta 'Usir' Turki
Mereka bahkan berteriak dalam bahasa Ibrani meminta agar Netanyahu pergi. Sekelompok penduduk setempat sekitar sepuluh baris mendorong pembatas saat Netanyahu berkeliling di area tersebut, beberapa lainnya berteriak kepada perdana menteri, memanggilnya pembunuh dan menuntut agar dia pergi.
"Warga Majdal Shams memprotes Bibi saat ia tiba di tempat kejadian" tulis pengguna di media sosial X sembari mengunggah video aksi protes kepada Netanyahu.
Menurut laporan Times Of Israel, para pendemo yang lainnya mengangkat tanda yang menyebut Netanyahu sebagai penjahat perang.
Baca Juga: Selalu Buat Barat Khawatir, Apa Itu Doktrin Nuklir Rusia ?
Akan Tetapi, Netanyahu tidak menghiaraukan para demonstran tersebut, dan malah berjanji akan memberikan tanggapan keras terhadap Hizbullah, kelompok yang didukung Iran tersebut.
"Hizbullah, dengan dukungan Iran, meluncurkan roket Iran di sini, yang merenggut nyawa 12 jiwa yang suci," katanya dalam sebuah pernyataan video di lokasi tersebut.
Baca Juga: Teriakkan 'Bebaskan Palestina' Menggema Di Paris
"Dua belas anak laki-laki dan perempuan yang bermain sepak bola di sini dan sayangnya tidak dapat mencapai tempat penampungan. Hati mereka hancur oleh tragedi yang parah ini. Kami merangkul keluarga yang sedang mengalami penderitaan yang tak terlukiskan. Anak-anak ini adalah anak-anak kita, mereka semua adalah anak-anak kita semua,” sambungnya.
Netanyahu juga meletakkan karangan bunga di lokasi serangan, seraya mengatakan bahwa orang Yahudi dan Druze adalah saudara: “Kita memiliki perjanjian hidup, tetapi sayangnya itu juga merupakan perjanjian saat-saat berkabung dan berduka. Kami memeluk Anda.” sebutnya.