Aksi protes yang sebagian besar dilakukan oleh mahasiswa ini dimulai sekitar dua minggu lalu. Mereka mengatakan sistem tersebut tidak adil dan menguntungkan anak-anak dari kelompok pro-pemerintah.
Baca Juga: Ini Penyebab Awal Kerusuhan Di Bangladesh, Ribuan Orang Terluka
Para pengunjuk rasa tersebut menuntut agar sistem tersebut diganti dengan rekrutmen berbasis prestasi yang dinilai adil menurut mereka.
Lebih dari 150 orang tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi dan unjuk rasa meningkat menjadi seruan agar Hasina mundur dari jabatannya.
Baca Juga: Komunikasi Terganggu, Surat Kabar Berbasis Di Bangladesh Berhenti Update Berita
Menurut laporan BBC, Hasina awalnya menepis kekhawatiran para pengunjuk rasa. Namun, para analis menilai hal itu memperburuk kerusuhan yang terjadi di Bangladesh.
"Mengapa [para pengunjuk rasa] begitu membenci para pejuang kemerdekaan? Jika cucu para pejuang kemerdekaan tidak mendapatkan manfaat kuota, haruskah cucu keluarga Razakar juga mendapatkan manfaatnya?" katanya dalam sebuah konferensi pers menurut laporan BBC
Baca Juga: Tragis, Jumlah Korban Tewas Meningkat Dalam Demo Berdarah Di Bangladesh
Razakars adalah sebutan yang merendahkan di Bangladesh, merujuk pada pasukan paramiliter yang terdiri dari warga Bangladesh yang bertempur di pihak Pakistan selama perang tahun 1971. Kelompok ini juga dituduh melakukan kejahatan keji.
Pernyataan Hasina tersebut semakin membangkitkan semangat para pengunjuk rasa dalam hitungan jam. Ribuan mahasiswa turun ke jalan di Dhaka saat itu untuk memprotes pernyataan perdana menteri tersebut.
Baca Juga: Joe Biden Minta Demokrat Bersatu Kalahkan Donald Trump
Selama beberapa hari berikutnya, lebih banyak lagi aksi unjuk rasa yang diadakan di seluruh negeri. Bahkan, banyak kebakaran terjadi di seluruh negeri termasuk di stasiun penyiaran negara BTV.
Sekitar 500 orang dilaporkan telah ditangkap dalam dua minggu terakhir ini, yang menyebabkan pihak berwenang memanggil militer dan memberlakukan jam malam nasional.
Baca Juga: Joe Biden Mundur Dari Pencalonan Presiden AS