GEMALANTANG.COM -- Setelah perang meletus di Jalur Gaza antara Kelompok Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu yang menewaskan sedikitnya 37.765 warga Palestina di Gaza tidak hanya menyisakan duka dan air mata.
Tidak sedikit warga Palestina yang berada di Jalur Gaza harus berjuang dari gempuran rudal Israel dalam perperangan untuk bertahap hidup, akan tetapi tidak ada tempat aman untuk berlindung dari gempuran rudal Israel.
Baca Juga: Pertama Di Dunia, Kentut Sapi dan Babi Hingga Domba Akan Dikenakan Pajak
Selain meruntuhkan sistem kesehatan di Gaza, perperangan juga meruntuhkan perekonomian warga, bahkan warga Gaza terancam mengalami kelaparan setelah perang meletus.
Cerita pilu perjuangan seorang ayah yang berjuang melakukan perjalan jauh hanya untuk mencari nafkah makanan dan air minum bagi anak-anak menguras air mata.
Baca Juga: Amerika Serikat Bermain Api, Rusia Ingatkan Soal Doktrin Nuklir
Betapa tidak seorang warga bernama Abdel Rahman Khadourah rela berjuang melawan maut demi mencari tempat untuk mendapatkan air di Khan Younis yang berada di selatan Gaza.
“Kami tidak menemukan air, makanan atau minuman seperti yang Anda lihat. Kami berjalan jauh untuk mencari air yang bahkan tidak tersedia,” kata Abdel Rahman Khadourah, dikutip dari Reuters, Kamis (27/06/2024).
Baca Juga: Seorang Jenderal Ditangkap, Setelah Gagal Mengudeta Presiden Bolivia
Hal yang sama turut dirasakan oleh warga Gaza yang ekonominya runtuh karena terdampak perang. Bahkan pernyataan menyayat hati lainnya datang dari seorang ibu bernama Umm Feisal Abu Nqera.
Dia menyebut jika tidak ada dapur amal mereka selalu bertanya apa yang akan mereka makan, tentu situasi sulit yang dirasakan warga Gaza saat ini menyayat hati.
Baca Juga: Demo Anarkis di Kenya, Saudara Tiri Barack Obama Jadi Korban Gas Air Mata
"Jika dapur amal tidak datang ke sini selama satu hari, kami akan bertanya-tanya apa yang akan kami makan hari itu. Kami sedang menjalani hari-hari terburuk dalam hidup kami dalam hal kelaparan dan kekurangan" ujarnya.