GEMALANTANG.COM -- Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Rusia kian renggang bahkan dinilai berada di jalan buntu setelah Barat mendukung Ukraina yang tengah berperang melawan kekuatan Rusia.
Bahkan, Rusia tengah berdiskusi tentang perubahan doktrin nuklir Moskow agar sesuai dengan perubahan kondisi dalam hubungan politik dan pergerakan militer internasional.
Baca Juga: Seorang Jenderal Ditangkap, Setelah Gagal Mengudeta Presiden Bolivia
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa Moskow tidak mengesampingkan penurunan hubungan diplomatik dengan negara-negara Barat meskipun dalam hubungan yang sulit.
“Kami percaya bahwa pekerjaan kedutaan dan duta besar adalah pekerjaan yang sangat sulit dalam situasi saat ini dan mereka tidak boleh diabaikan,” sebut Ryabkov.
Baca Juga: Setelah Demo 'Berdarah' di Kenya, Presiden William Ruto Tarik RUU Kenaikan Pajak
“Kami tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun di masa depan. Semuanya akan bergantung pada bagaimana musuh kami berperilaku.” timpalnya.
Ryabkov juga menegaskan kembali pernyataan Putin soal doktrin nuklir Rusia, yang bisa berubah hingga menetapkan kapan senjata tersebut dapat digunakan.
PBaca Juga: Demo Anarkis di Kenya, Saudara Tiri Barack Obama Jadi Korban Gas Air Mata
Doktrin nuklir Rusia dirancang pada era yang berbeda dan dalam keadaan yang berbeda, sehingga diskusi perubahan doktrin saat ini tidak menutup kemungkinan bisa berubah sesuai dengan kondisi sekarang.
"Mereka benar-benar bermain api... dan harus belajar untuk tidak menuruti ilusi yang berbahaya, namun mencoba melihat dunia dengan bijaksana dan memahami bahwa kita mempunyai kepentingan nasional yang tidak dapat diubah dan kita siap untuk mempertahankannya sampai akhir," ujar Sergei Ryabkov dikutip dari Reuters, Kamis (27/06/2024).
Baca Juga: Pentagon Minta Menteri Pertahanan Rusia Jaga Komunikasi Ditengah Perang
Doktrin tersebut menyatakan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan nuklir atau jika terjadi serangan konvensional yang menimbulkan ancaman nyata terhadap Rusia.