ekonomi

‎Ekonom Sebut Mesin Ekonomi Jambi Melemah

Sabtu, 8 November 2025 | 10:35 WIB
Pengamat Ekonomi Dr. Noviardi Ferzi. (Ist)

‎GEMA LANTANG, JAMBI — Pertumbuhan ekonomi Jambi pada kuartal III tahun 2025 yang diklaim “positif” sebesar 4,77 persen, harus dibaca sebagai pertumbuhan tanpa bobot.

‎Hal itu diungkap ekonom ternama di Jambi, Dr. Noviardi Ferzi, ia melihat hal itu bersamaan, Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) justru anjlok -1,61 persen.

‎"Dalam ekonomika pertumbuhan, ini bukan sekadar variabel statistik — PMTB adalah engine of capacity building. Ketika mesin itu menurun, maka pertumbuhan hari ini tidak punya energi untuk menjadi pertumbuhan besok." ungkapnya.

‎Menurut, Baccini & Urpelainen (2023) di World Development menunjukkan daerah dengan PMTB negatif, dalam horizon 2–3 tahun masuk fase stagnasi meski PDRB headline terlihat “baik-baik saja”.

‎"Artinya, tanpa intervensi, Jambi kini sedang menanam benih stagnasi di masa depan." kata Dr. Ferzi dikutip, Sabtu, 8 November 2025.

Baca Juga: Ledakan di Sekolah saat Salat Jumat, Korban Capai 54 Orang

‎"Masalahnya, pemerintah daerah masih percaya fiskal lokal bisa menutup investment gap. Itu ilusi. Karena dalam konteks Indonesia, fiscal multiplier belanja modal daerah terbukti rendah ketika regulatory bottleneck tidak dipecah." tambahnya.

‎Lebih lanjut, Ferzi mengatakan bahwa menurut Mutiarasari dkk. (2024) dalam Jurnal Kebijakan Ekonomi menemukan 60% keputusan menunda investasi tidak dipicu harga atau margin usaha.

‎Akan tetapi dipicu regulatory opacity, yakni ketidakpastian perizinan, tarik-menarik kepentingan tata ruang, dan delay administratif.

‎Ekonom itu menilai hal ini diperburuk oleh sisi pembiayaan. Dimana, bank kini berada dalam fase risk-tightening regime pasca kenaikan global cost of fund.

Baca Juga: Polisi Tetapkan 8 Tersangka Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Jokowi

‎Sementara itu, Fauzi dkk. (2024) di Journal of Financial Regulation and Compliance menyebut pola ini sebagai bank menyempitkan kredit bukan karena sektor tidak viable, tetapi karena preferensi risiko naik tajam.

‎"Di ekonomi seperti Jambi yang didominasi komoditas primer [perkebunan rakyat, bio-commodity], sinyal kredit konservatif bank itu berarti sentimen investasi privat kolaps lebih cepat." imbuhnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Purbaya Singgung Landasan Ekonomi Nasional

Jumat, 21 November 2025 | 16:04 WIB

‎Ekonom Sebut Mesin Ekonomi Jambi Melemah

Sabtu, 8 November 2025 | 10:35 WIB

Respons Purbaya soal Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen

Kamis, 6 November 2025 | 11:47 WIB

Purbaya Curhat Balpres Pakaian Bekas Bikin Rugi

Rabu, 22 Oktober 2025 | 16:12 WIB

Trik Jitu Menkeu Purbaya untuk Pemimpin Daerah

Senin, 20 Oktober 2025 | 13:57 WIB