Selain itu, proyek-proyek strategis pemerintah juga membuka ruang bagi produk penjaminan dan proteksi berbasis syariah.
Di level ritel, generasi milenial dan Gen Z muslim di Indonesia mulai menjadikan prinsip halal sebagai faktor utama dalam keputusan keuangan mereka.
Fenomena ini akan memperluas basis konsumen untuk produk-produk asuransi syariah, terutama yang didesain lebih sederhana, terjangkau, dan relevan dengan kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Dampak Berantai Kasus Radioaktif di Cikande: Limbah Baja ke Ekspor Udang
Menuju Industri Syariah yang Berdaya Saing
Dengan modal demografi, tren kesadaran halal, serta dorongan regulasi, industri asuransi umum syariah di Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh menjadi pemain regional bahkan global.
Kuncinya ada pada kemauan pelaku industri untuk memperkuat permodalan, meningkatkan efisiensi, serta memperluas distribusi produk melalui kanal digital.
"Dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan keuangan yang sesuai prinsip syariah, ini menjadi peluang untuk pengembangan lebih lanjut," ujar Ogi.
Jika langkah-langkah tersebut dapat diwujudkan, Indonesia tidak hanya akan menjadi pasar terbesar asuransi syariah, tetapi juga pusat inovasi takaful di dunia.
Seperti halnya merger bank syariah yang melahirkan BSI sebagai pemain besar, industri asuransi syariah pun berpotensi melahirkan entitas kuat yang mampu bersaing di tingkat internasional.