GEMA LANTANG, JAMBI -- Kegiatan pendidikan yang diikuti Wali Kota Jambi, Dr. dr. Maulana di National University of Singapore (NUS), menarik perhatian akademisi dan pengamat di Jambi.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI.
Hal ini diklaim sebagai langkah yang progresif dari Maulana untuk mempelajari tata kelola kota di Singapura, sebuah negara yang dikenal sangat maju dalam hal efisiensi pemerintahan dan pelayanan publik.
Baca Juga: Di Singapura, Maulana Siapkan Transformasi Tata Kelola Kota Jambi
Langkah Maulana ini juga dinilai dapat membawa Jambi pada perbaikan signifikan dalam pengelolaan kota untuk meningkatkan kesejahteraan warga Kota Jambi.
"Sikap terbuka untuk belajar dari praktik terbaik internasional seperti ini patut diapresiasi. Sehingga meningkatkan kualitas hidup warganya dan mendorong pembangunan ekonomi yang lebih baik." kata Dr. Noviardi Ferzi.
Namun, akademisi dan pengamatan kebijakan publik, sosial dan ekonomi itu juga mengingatkan Maulana untuk perlu mencermati beberapa aspek penting yang harus disesuaikan dengan kondisi di Kota Jambi.
Baca Juga: Tantangan Program Maulana dalam Membangun 'Bahagia' dari Akar Rumput
"Kondisi Singapura sangat berbeda dengan Jambi, baik dari segi sosial, budaya, ekonomi, maupun sistem pemerintahan." sebutnya, Kamis, 13 November 2025.
"Transformasi tata kelola yang hendak dilakukan harus benar-benar disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan lokal Jambi." tambahnya.
Menurut dia, transfer konsep tanpa adaptasi yang matang berpotensi menimbulkan ketidakefektifan bahkan gagal mencapai tujuan.
"Keberhasilan transformasi juga sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dan aparatur pemerintah di Jambi. Tanpa keterlibatan berbagai elemen secara inklusif, perubahan besar sulit terealisasi." sebutnya.
Oleh karena itu, kata dia, strategi jelas untuk mengajak dan melibatkan semua pihak dalam proses ini menjadi hal terpenting.