"Serta memberikan akses modal, pelatihan teknis, dan kemudahan regulasi agar produksi lokal naik kelas dan mampu memasok barang dengan kualitas dan kuantitas yang dapat mengisi kapasitas pelabuhan." tambahnya.
Baca Juga: Budi Arie Tegaskan Arah Dukungan Projo pada Prabowo-Gibran
Maka dari itu, kata Noviardi, UMKM di Jambi juga perlu didorong untuk bertransformasi menjadi pelaku usaha yang tidak hanya memproduksi, tapi juga mengolah hasil bahan baku menjadi produk bernilai tambah.
"Hilirisasi ini merupakan kunci untuk menjawab tantangan pasar global dan meningkatkan daya saing produk lokal, di sinilah pelabuhan peti kemas bisa benar-benar berperan sebagai penghubung distribusi yang efisien." ujar Noviardi.
Artinya, infrastruktur pelabuhan harus terus diperkuat dari sisi teknologi, manajemen, dan aksesibilitas agar sesuai dengan kebutuhan produksi dan pasar.
Yang jelas, tanpa sinergi antara pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasitas produksi, dan hilirisasi, pelabuhan akan sulit berkontribusi signifikan bagi ekonomi Jambi.
Baca Juga: Zulhas Sebut MBG Bisa Naikkan Kecerdasan IQ
Meski demikian, Dr. Noviardi Ferzi tak menampik bahwa Pelabuhan Peti Kemas Muaro Jambi memiliki potensi besar dalam meningkatkan sektor ekonomi Jambi.
Akan tetapi, keberhasilannya harus dipandang sebagai bagian dari ekosistem ekonomi yang holistik, bukan sekadar pembangunan fisik semata.
"Dengan policy framework yang tepat, peran aktif UMKM, dan fokus pada nilai tambah produk melalui hilirisasi, pelabuhan ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi yang sesungguhnya untuk Jambi." tutup Noviardi.