GEMA LANTANG, JAMBI -- Pembangunan Pelabuhan Terminal Peti Kemas Muaro Jambi yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tuai sorotan tajam dari pengamat ternama di Jambi.
Proyek dari pemerintah pusat ini disambut dukungan penuh Pemerintah Provinsi Jambi, terutama Gubernur Al Haris dan Sekda Sudirman.
Mereka meyakini pelabuhan ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan arus barang dan jasa, penyerapan tenaga kerja, serta pendapatan masyarakat dan daerah.
Namun, pengamat kebijakan publik, sosial dan ekonomi, Dr. Noviardi Ferzi mempertanyakan urgensi pembangunan pelabuhan ini.
Baca Juga: Pertumbuhan UMKM Kota Jambi Meningkat, Ekonom: Perlu Sinergi Industri
Noviardi melihat Pelabuhan Talang Duku yang menjadi pelabuhan utama di Jambi masih menghadapi masalah kapasitas dan kedalaman alur sungai yang dinilai tidak memadai untuk kapal ukuran besar.
Sehingga, kata Noviardi, banyak komoditas diekspor dari pelabuhan di luar Jambi.
"Beberapa aspek yang membuat urgensi pembangunan pelabuhan di Muaro Jambi diragukan yaitu biaya logistik di Jambi tergolong tinggi [28%], lebih tinggi dari rata-rata nasional [23%] yang menunjukkan inefisiensi infrastruktur pelabuhan dan transportasi." katanya, Minggu, 2 November 2025.
Kapasitas pelabuhan eksisting (Talang Duku) diklaim hanya mampu menampung 42% ekspor komoditas utama seperti CPO, karet, kayu olahan, dan lainnya. Sementara sisanya menggunakan pelabuhan luar Provinsi Jambi yang lebih efisien.
Baca Juga: Zulhas Sebut MBG Bisa Naikkan Kecerdasan IQ
Noviardi juga menegaskan bahwa pembangunan pelabuhan baru harus benar-benar matang dalam perencanaan dan penanganan logistik agar tidak mubazir.
Sebab, kondisi alur sungai Batang Hari yang kedalamannya hanya mampu dilalui oleh kapal kecil dengan muatan maksimal hanya 2.000 ton.
Hal ini dinilai sangat kontradiktif dengan kebutuhan pelabuhan antar benua yang memerlukan kedalaman dan kapasitas dermaga lebih besar yakni minimal 8.000 ton.