Gemalantang.com - Sejak keberadaan tambang batubara di Jambi ini selalu membuat masyarakat ditengah masyarakat.
Meskipun disini lain mampu mempekerjakan para sopir di Provinsi Jambi, namun dampak negatif juga bangkit di rasakan warga Jambi.
Selama ini angkutan batubara yang melintas di jalan nasional di Jambi ini memang sangat meresakan warga.
Tidak hanya kemacetan lalulintas yang kerap dirasakan warga. Korban kecelakaan , terlambat anak mau berangkat sekolah, juga kerusakan jalan pun kian bertambah.
Sehingga tidak heran jika BPJN Jambi melakukan perbaikan jalan setiap tahunnya, karena kekuatan jalan tidak mampu menahan tonase batubara yang melintas setiap malam/ hari.
Baca Juga: BPS Sebut Angka Pengangguran Di Indonesia Turun Pada Awal Tahun 2024
Tidak hanya di jalur darat, di jalur sungai pun angkutan batubara juga tidak mampu membuat lalulintas berjalan dengan baik. Sehingga acapkali menabrak jembatan.
Seperti jembatan Tembesi, sudah tiga kali ditabrak tongkang angkutan. Sehingga membuat warga geram.
Baca Juga: Ini Penjelasan Kenapa Huruf K Kerap Digunakan Pada Label Harga
Belum lama ini tongkang batubara kembali melabrak tiang sefty jembatan muara Tembesi pada Rabu malam (15/5/2024).
Akibatnya dua penyanggah sefty jembatan kembali singsek, sementara tongkang berhasil diamankan warga
Baca Juga: Begini Sejarah Pembangunan Jembatan Tembesi Yang Ditabrak Tongkang Batubara
Hingga Kamis siang (16/5/2024) warga Pelayangan masih berjaga jaga di jembatan.
Kemarahan warga Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi, yang tak mampu membendung akibat aset negara berupa jembatan akses jalan lintas nasional yang ditabrak tongkang batubara hingga sampai saat ini tidak ada perbaikan.
Baca Juga: Di Jambi Heboh Soal Dugaan Video Oknum Mahasiswa Unja