Penduduk sekitar penganut animisme atau percaya. Tetapi sejak tahun 1600-an masyarakat sudah memeluk agama Islam.
Walaupun modernisasi sudah masuk warga di sekitar tetap menjaga tradisi dan adat yang telah diturunkan oleh leluhur mereka, bahkan warganya masih menggantungkan hidup dari hasil sawah dan perkebunan kare.
Baca Juga: Temui Aksi Massa di Tembesi, Komisi III Minta Persoalan Tongkang Batubara Segera Ada Solusi
Bagi wisatawan berkunjung ke Rumah Tuo belum lengkap rasanya kalau belum mencicipi kuliner khasnya.
Salah satunya adalah mulai dulu hingga sekarang Desa Rantau Panjang masih banyak sawah sehingga untuk menemukan belut bukan hal yang sulit.
Baca Juga: Aksi Heroik Pak Babhinkambtimas, Redam Emosi Warga Tembesi Yang Murka Akibat Gurita Batubara
Belut merupakan kuliner masyarakat di Desa Rantau Panjang, Kabupaten Merangin, Jambi yang mana jadi menu favorit.
Bagi para pengunjung yang hendak melihat keunikan Rumah Tuo Rantau Panjang ini, juga bisa menemukan beberapa fasilitas meskipun tak begitu lengkap.
Wisatawan bisa memarkirkan kendaraannya dengan aman dan nyaman, karena banyak lahan luas di desa.
Selain itu, wisatawan juga tak akan kesulitan menemukan masjid, karena masyarakat setempat mayoritas telah memeluk agama Islam sejak tahun 1600.
Jalan menuju ke desa juga tergolong cukup baik, dan kendaraan roda empat pun bisa melaju dengan leluasa.
Berkunjung ke Rumah Tuo Rantau Panjang ini wisatawan akan dimanjakan dengan aneka kuliner khas masyarakat setempat. Jika hendak menginap, wisatawan bisa kembali ke Kota Bangko untuk mencari hotel atau penginapan.