GEMALANTANG.COM, SOLO -- Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau juga akrab disapa Jokowi kini masih belum memiliki partai setelah didepak dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada 2024 lalu.
Terkait hal itu, sebelumnya Jokowi dikabarkan tengah didorong agar bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sebuah partai yang kini dipimpin oleh putra bungsunya, Kaesang Pangarep.
Baca Juga: Pasca Gempuran Israel, KBRI Teheran Minta WNI Waspada
Mencuatnya isu tersebut tidak terlepas dari PSI yang bakal menyelenggarakan Pemilu Raya (Pemira) untuk pemilihan ketua umum terbaru.
Diketahui, Bakal caketum yang ingin mendaftarkan diri wajib mendapat dukungan suara dari minimal 5 DWP tingkat provinsi dan 20 DPD tingkat kabupaten atau kota seluruh Indonesia.
Terkini, Jokowi menarik perhatian sebagian publik Tanah Air usai menyatakan dirinya telah mendapat dukungan untuk maju menjadi calon ketua umum (ketum) PSI dari sejumlah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PSI.
Baca Juga: Telpon Prabowo, Trump Tanyakan Kabar Indonesia
Sayangnya, Presiden ke-7 RI menilai dukungan dari DPW hingga DPC PSI masih belum cukup.
"Saya belum turun ke bawah. Dukungan DPW provinsi mulai DPC di kabupaten atau kota, ya, satu dua ada dukungan (maju jadi ketum PSI), tapi belum cukup," ujar Jokowi kepada awak media di kediamannya, Solo, pada Jumat, 13 Juni 2025.
Kemudian, Jokowi yang juga pernah menjadi Wali Kota Solo mengaku tengah menelaah dukungan dari berbagai pihak, mengingat pemilihan Ketum PSI itu diketahui akan dilakukan secara e-voting.
Baca Juga: Bergetar, Prabowo: Anda Benteng Terakhir Keadilan
"Kita lihat dukungan dari bawah seperti apa. Karena nanti itu voting online, platform online, jadi memang betul-betul dihitung bener, harus dihitung betul," terangnya.
Kendati demikian, Jokowi menegaskan dukungan saja tidak cukup, karena terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh calon ketum PSI.