Gemalantang.com - Persoalan kemacetan dan kerusakan jalan nasional yang sebabkan angkutan truk batubara telah menjadi isu nasional.
Karena persoalan kemacetan serta kerusakan jalan di Jambi, khususnya di Kecamatan Muara, Muara Bulian, dan Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten, karena banyaknya angkutan truk batubara melintas sudah cukup lama.
Masyarakat Kabupaten Batanghari pun telah menyampaikan aspirasi kepada pemerintah agar persoalan kemacetan ataupun kerusakan jalan yang disebabkan angkutan truk batubara segera diatasi.
Tekait hal ini, Gubernur Jambi Al Haris melakukan rapat mengatasi masalah kemacetan angkutan truk batubara di jalan nasional Provinsi Jambi. Senin (30/1/2023).
Rapat ini guna mencari benang merah terhadap permasalahan tambang serta kemacetan angkutan batubara di jalan nasional Provinsi Jambi, khususnya di Kabupaten Batanghari.
Dalam hal ini, Gubernur Jambi Al Haris akan menyiapkan solusi jangka pendek, menengah dan panjang dalam mengatasi kemacetan truk angkutan batubara di jalan nasional Provinsi Jambi.
"Jadi kita ingin nanti ada action yang konkritlah dari pemerintah daerah bagaimana mengurai macet yang selama ini menjadi persoalan Jambi," ujarnya.
Al Haris menginginkan masalah kemacetan angkutan batubara ini agar terselesaikan secara permanen. Maka dari itu, Ia akan kembali mengadakan rapat lengkap dengan Forkopimda dan Inspektur tambang dari Kementerian ESDM untuk mengambil langkah yang tepat.
Adapun gambaran dari wacana pemecahan persoalan kemacetan angkutan batubara di jalan nasional Provinsi Jambi ini, Al Haris akan membatasi truk angkutan batubara beroperasi.
"Mungkin separuhnya akan kita berikan jalan, 4 ribuan yang boleh jalan. Itu mungkin bisa mengurai. Jadi siang besok kita rapat, ini hanya pra rapat untuk cari info dilapangan dulu," sebutnya.
Pembatasan operasional yang diwacanakan Al Haris, selain mengurai kemacetan hal itu bisa mempercepat waktu untuk angkutan batubara bongkar muat.
"Hari ini kalau kita bicara angkutan truk batubara, kita mau bikin apapun enggak bisa mengatasi macet. Kenapa? Karena jumlah kendaraan tidak seimbang dengan jalan. Nah itu saja masalahnya, makanya sekarang coba kita kurangi jumlahnya," ujarnya mantan Bupati Merangin ini.