GEMA LANTANG, MOSKOW -- Beberapa negara yang ingin melanjutkan konflik di Ukraina akan mencoba mengganggu pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dari Amerika Serikat.
Pernyataan itu dikatakan oleh Kirill Dmitriev, CEO Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) dan utusan khusus presiden untuk kerja sama dengan negara lain, seperti dilansir TASS dan Reuters.
Baca Juga: Rusia Murka Kendaraan Diplomatiknya Diserang Pemukim Israel
"Sejumlah negara yang berkepentingan untuk melanjutkan konflik, akan melakukan upaya besar-besaran [termasuk provokasi dan disinformasi] untuk mengganggu pertemuan mendatang antara Presiden Putin dan Presiden Trump," tulisnya di Telegram.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan di Truth Social bahwa ia berharap bertemu dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin di Alaska pada tanggal 15 Agustus.
Baca Juga: Analisis 122 Juta Rekening Dormant Rampung, 90 Persen Sudah Aktif
Ajudan Kremlin Yury Ushakov kemudian mengonfirmasi bahwa pertemuan tersebut dijadwalkan akan diadakan di Alaska Jumat depan.
"Putin dan Trump pasti akan fokus membahas opsi-opsi untuk mencapai resolusi damai jangka panjang atas krisis Ukraina." menurut Ushakov, dikutip TASS.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Misi Prabowo di Balik Anggaran Fantastis Sekolah Rakyat
Kremlin juga memperkirakan pertemuan berikutnya antara kedua presiden akan berlangsung di wilayah Rusia, tegas Ushakov.
Menurut laporan NBC News yang mengutip seorang pejabat AS dan tiga sumber lainnya menyebut bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan kemungkinan mengundang Volodymyr Zelensky ke pertemuan Putin dan Trump.
"Diskusi sedang berlangsung," ujar seorang sumber kepada saluran tersebut. Seorang perwakilan Gedung Putih menambahkan bahwa hal itu sangat mungkin.