GEMALANTANG.COM, PARIS -- Pemerintah Prancis sedang mempersiapkan pelarangan merokok yang paling ketat, yang digambarkan sebagai pembatasan baru.
Hal itu diumumkan oleh Menteri Kesehatan Catherine Vautrin, akan melarang merokok di hampir semua area publik luar ruangan tempat anak-anak berkumpul, termasuk pantai, taman, kebun, tempat bermain, tempat olahraga, pintu masuk sekolah, dan halte bus.
Baca Juga: Elon Musk Mundur dari Pemerintahan Donald Trump
"Tembakau harus dihilangkan di tempat-tempat yang terdapat anak-anak," kata Vautrin kepada media Prancis. Seraya menambahkan kebebasan untuk merokok berhenti ketika hak anak-anak untuk menghirup udara bersih dimulai.
Di Prancis, rokok bukan sekadar rokok, tetapi rokok adalah pernyataan sinematik, godaan, dan pemberontakan yang dibungkus kertas linting.
Baca Juga: Waspada! Kasus Varian Covid-19 Meningkat di Thailand-Singapura
Setelah mengagung-agungkan tembakau selama puluhan tahun, akhirnya mulai 1 Juli, akan ada denda hingga €135 ($153) bagi yang melanggar aturan baru itu.
Namun, undang-undang larangan merokok itu diklaim sebagai tanda pergeseran budaya yang lebih dalam, kata The Associated Press.
Merokok telah mendefinisikan identitas, mode, dan sinema di negara itu sejak lama sehingga tindakan baru itu terasa seperti revolusi Prancis yang senyap di negara yang hubungannya dengan tembakau terkenal rumit.
Baca Juga: Pemkab Cirebon Diminta Segera Tetapkan Status Darurat
Namun, glamorisasi ini memiliki konsekuensi. Menurut otoritas kesehatan publik Prancis, sekitar 75.000 orang meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan tembakau setiap tahun.
Meskipun tingkat merokok telah menurun akhir-akhir ini, kurang dari 25% orang dewasa Prancis kini merokok setiap hari, yang merupakan angka terendah dalam sejarah.
Baca Juga: Mayjen Deddy Suryadi, Eks Ajudan Joko Widodo yang Jadi Pangdam Jaya