GEMALANTANG.COM, RUSIA -- Moskow dan Beijing mendeklarasikan kemitraan tanpa batas beberapa minggu sebelum Putin memerintahkan serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Perluasan hubungan militer dan perdagangan sejak saat itu telah meresahkan Barat.
Kunjungan tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan Tiongkok-AS atas tarif perdagangan AS yang berlaku, sementara Presiden Donald Trump juga telah mengajukan pendekatan kepada Putin dalam upaya menengahi konflik di Ukraina.
Dalam sebuah artikel surat kabar Rossiyskaya Gazeta Rusia yang diterbitkan hari Rabu (07/5) kemarin, Xi memuji hubungan Tiongkok-Rusia yang tangguh dan meminta negara lain untuk menjauh dari hubungan mereka.
Baca Juga: Buka Jambore Literasi Numerasi, Ini Pesan Fadhil Arief Kepada Guru
"Kedua pihak harus bersama-sama menolak segala upaya untuk mengganggu dan merusak persahabatan dan rasa saling percaya Tiongkok-Rusia, tidak boleh terpengaruh oleh kejadian-kejadian sementara atau terganggu oleh gelombang laut yang ganas, dan menggunakan kepastian dan ketahanan kerja sama strategis Tiongkok-Rusia untuk bersama-sama memajukan proses multipolarisasi dunia dan membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," tulisnya.
Kremlin memuji hubungan Rusia-Tiongkok sebagai contoh nyata kerja sama dan mengatakan bahwa hubungan tersebut berada pada titik tertinggi, AFP melaporkan.
Kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan para pemimpin tersebut akan menyatukan negara-negara berkembang di belahan bumi selatan, membentuk tata kelola global ke arah yang benar, menentang tegas tindakan unilateralisme dan intimidasi, dan bersama-sama mendorong dunia multipolar yang setara dan tertib, kata lembaga penyiaran pemerintah CCTV.
Baca Juga: 'Warning' Perang Menggema, Puluhan Bandara di Seluruh India Tutup
Dikatakan bahwa Putin dan Xi akan membahas Ukraina dan hubungan Rusia-AS pada pertemuan tatap muka.
Sementara itu. Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk gencatan senjata selama tiga hari dengan Ukraina, perintah itu mulai berlaku pada hari Kamis (08/05) ini.
Menurut Kremlin perintah ini sebuah langkah yang akan menguji kesiapan Kyiv untuk berdamai tetapi dikecam Ukraina sebagai lelucon.
Baca Juga: Bill Gates Beri Dana Hibah Sebesar Rp 2,6 T Untuk Indonesia
Putin secara sepihak memerintahkan hal tersebut bertepatan dengan parade Hari Kemenangan di Moskow pada hari Jumat mendatang. Ukraina tidak pernah menyetujui usulan tersebut, menganggapnya sebagai sandiwara dan sebaliknya menyerukan gencatan senjata selama 30 hari.