GEMALANTANG.COM, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengancam akan menghancurkan Gaza lebih lanjut jika semua sandera yang tersisa tidak dibebaskan, dan mengeluarkan ultimatum kepada para pemimpin Hamas untuk melarikan diri.
Dengan dukungan kuat terhadap Israel saat gencatan senjata mulai goyah, Trump mengatakan bahwa ia mengirimkan Israel semua yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan tugasnya sementara pemerintahannya mempercepat pengiriman senjata senilai miliaran dolar.
Baca Juga: Inggris Siap Mengerahkan Pasukan Menuju Ukraina
"Bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang kalian bunuh, atau semuanya BERAKHIR bagi kalian," tulisnya di platform Truth Social miliknya setelah bertemu dengan para sandera yang dibebaskan.
"Ini peringatan terakhir! Bagi para pemimpin, sekaranglah saatnya meninggalkan Gaza, selagi masih ada kesempatan." sambungnya seperti dilansir AFP.
Baca Juga: Maulana Minta Perbaikan Jalan Rusak di Kota Jambi Disesuaikan Dengan Kondisi Jalan
Trump juga menegaskan akan ada dampak buruk bagi Gaza secara keseluruhan, di mana hampir seluruh penduduknya telah mengungsi akibat serangan militer Israel yang gencar sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
"Kepada Rakyat Gaza: Masa Depan yang indah menanti, tetapi tidak jika kalian menyandera mereka. Jika kalian melakukannya, kalian MATI!" katanya.
Baca Juga: Terjadi Lonjakan Harga Setelah Israel Blokir Semua Bantuan yang Masuk ke Gaza
Komentarnya menyusul peringatan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang konsekuensi yang tidak dapat Anda bayangkan jika Hamas tidak menyerahkan sandera yang tersisa yang disita dalam serangan 7 Oktober.
Tahap pertama gencatan senjata berakhir pada akhir pekan setelah enam minggu relatif tenang yang mencakup pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Baca Juga: Pramono Anung Soroti Sampah yang Menumpuk di Pintu Air Manggarai
Sementara Israel mengatakan ingin memperpanjang tahap pertama hingga pertengahan April, Hamas bersikeras pada transisi ke tahap kedua, yang seharusnya mengarah pada akhir perang secara permanen.