GEMALANTANG.COM, YERUSALEM -- Israel sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan serangkaian pembatasan baru terhadap Masjid Al-Aqsa dan daerah sekitarnya di Kota Tua Yerusalem menjelang bulan suci Ramadan.
Kementerian Pertahanan telah mengadakan sejumlah pembicaraan mengenai rencana keamanan untuk wilayah tersebut dengan badan intelijen Israel Shin Bet, kepolisian, otoritas penjara dan tentara.
Baca Juga: Presiden Prabowo Ungkap Tujuan Penghematan Anggaran
Pembatasan tersebut hanya akan mengizinkan beberapa ribu orang untuk memasuki masjid, tempat yang biasanya sangat ramai selama bulan suci Ramadhan, menurut laporan Middle East Eye mengutip lembaga penyiaran Israel Channel 12.
Selain itu, hanya kelompok usia tertentu, termasuk pria di atas usia 55 tahun, wanita di atas usia 50 tahun, dan anak-anak berusia 12 tahun ke bawah, yang akan diizinkan masuk.
Baca Juga: Semua Sekutu Ukraina Panik, Amerika Serikat Memihak Rusia Di PBB
Sementara itu, salat Jum'at berjamaah akan menerima hingga 10.000 orang, dan mereka yang ingin hadir perlu mengajukan permintaan terlebih dahulu.
Channel 12 melaporkan bahwa garis besar ini, bersama dengan keputusan lainnya, akan diserahkan dalam beberapa hari mendatang untuk dipertimbangkan.
Baca Juga: Ketua Umum PB IDI Bangga Maulana Dilantik Sebagai Walikota Jambi
Seorang sumber yang tidak disebutkan namanya oleh mengatakan kepada saluran berita itu bahwa volatilitas libur Ramadan akan bergantung pada situasi di Gaza.
"Jika terjadi gencatan senjata, maka mereka memperkirakan situasi akan tenang, dan jika tidak, maka mereka akan bersiap dengan kekuatan yang jauh lebih besar karena khawatir terjadi eskalasi," imbuh sumber itu
Baca Juga: Ini Isi Surat Yang Ditulis Paus Fransiskus Untuk Seluruh Umatnya
Menurut MEE, kekerasan terhadap jamaah Muslim telah menjadi hal biasa di Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam yang juga memiliki arti penting bagi umat Yahudi dan Kristen.