Menyusul laporan bahwa Trump telah berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada akhir pekan, Kairo mengatakan tidak ada panggilan telepon seperti itu.
"Seorang sumber pejabat senior membantah apa yang dilaporkan beberapa media tentang panggilan telepon antara presiden Mesir dan Amerika," kata dinas informasi negara Mesir dikutip AFP.
Baca Juga: Lebanon-Israel Memanas, 15 Orang Dilaporkan Tewas
Setelah Trump pertama kali melontarkan gagasan tersebut, Mesir menolak pemindahan paksa warga Gaza, dan menyatakan dukungan berkelanjutan terhadap keteguhan rakyat Palestina di tanah mereka.
Bagi warga Palestina, setiap upaya untuk memaksa mereka keluar dari Gaza akan membangkitkan kenangan kelam tentang apa yang dunia Arab sebut sebagai "Nakba", atau bencana -- pemindahan massal warga Palestina selama pembentukan Israel pada tahun 1948.
Pada hari Senin, setelah Hamas dan Israel mencapai kesepakatan mengenai pembebasan enam sandera minggu ini, lebih dari 300.000 warga Gaza yang mengungsi dapat kembali ke utara, menurut kantor media pemerintah Hamas.
Baca Juga: Hamas Kecam Pernyataan Trump Untuk Merelokasi Warga Palestina
"Saya senang bisa kembali ke rumah saya," kata Saif Al-Din Qazaat, yang kembali ke Gaza utara tetapi harus tidur di tenda di samping reruntuhan rumahnya.
"Saya menyalakan api sepanjang malam di dekat anak-anak agar mereka tetap hangat (mereka) tidur dengan tenang meskipun cuaca dingin, tetapi kami tidak punya cukup selimut," kata pria berusia 41 tahun itu kepada AFP.