GEMALANTANG.COM -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) dibawah kendali Presiden Joe Biden dikabarkan akan melepas pengiriman 1.700 bom seberat 500 pon (226kg) ke Israel yang diperkirakan akan dikirim setelah operasi Israel di Rafah berakhir.
Pengiriman bom seberat 500 pon itu sempat tertunda pada bulan April lalu, karena kekhawatiran AS tentang kemungkinan akan digunakan dalam operasi Israel di kota Rafah, Gaza selatan yang menjadi tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung.
Pelepasan bom seberat 500 pon menjadi salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan pejabat senior Gedung Putih beberapa waktu lalu. Akan tetapi pemerintahan Biden masih meninjau bagian lain dari pengiriman 1.800 bom seberat 2.000 pon ke Israel.
Baca Juga: Makin Panas!!! PM Najib Mikati : Kita Dalam Keadaan Perang
Berdasarkan laporan Axios yang tidak menyebutkan nama narasumber mengatakan pejabat Gedung Putih mengklarifikasi bahwa tidak ada penangguhan terhadap bom seberat 500 pon dan bahwa penangguhan tersebut hanya berlaku untuk bom seberat 2.000 pon.
“Dalam pertemuan di Washington, kami diberitahu bahwa bom seberat 500 pon akan dilepaskan setelah operasi Rafah selesai dalam dua minggu,” kata seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari Axios. Senin (01/07/2024).
Akan tetapi, pengiriman bom seberat 2.000 pon yang diinginkan oleh Israel tidak kunjung terealisasi hingga kini. Hal itu karena Gedung Putih sangat khawatir Israel akan menggunakan bom seberat 2.000 pon untuk menghancurkan Gaza yang dinilai pemerintah AS tidak pantas.
Baca Juga: Perang Barat dan Timur Ditengah Konflik Hizbullah dan Israel
Seperti yang dilansir oleh Axios. Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya menyampaikan kepada Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer dan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi alasan kenapa pengiriman bom ditahan oleh AS.
Para penasihat Joe Biden mengatakan bahwa video yang dirilis oleh Benjamin Netanyahu merugikan upaya pelepasan bom kiriman tersebut. Hingga pengiriman tersebut tidak akan dirilis sekarang karena Presiden AS tidak menerima perintah dari Benjamin Netanyahu.
Bahkan, Komentar Netanyahu menciptakan krisis dan menyebabkan pembatalan pertemuan strategis antara AS dan Israel mengenai Iran.
Baca Juga: Perang Di Gaza Tidak Akan Berakhir Hingga Tujuan Israel Tercapai
Israel mengatakan sangat membutuhkan bom tersebut jika pertempuran dengan Hizbullah di perbatasan utara tidak terelakan meningkat menjadi perang habis-habisan.