Senin, 22 Desember 2025

Trump Minta Putin Mengampuni Nyawa Ribuan Tentara Ukraina

Photo Author
- Sabtu, 15 Maret 2025 | 19:21 WIB
Gambar Kementerian Pertahanan Rusia ini menunjukkan pasukan Rusia di kota Sudzha, wilayah Kursk, yang telah direbut kembali dari pasukan Ukraina.  (Gemalantang.com/Kementerian Pertahanan Rusia)
Gambar Kementerian Pertahanan Rusia ini menunjukkan pasukan Rusia di kota Sudzha, wilayah Kursk, yang telah direbut kembali dari pasukan Ukraina. (Gemalantang.com/Kementerian Pertahanan Rusia)

GEMALANTANG.COM, KYIV -- Pemimpin Rusia Vladimir Putin menyerukan pasukan Ukraina yang terkepung di wilayah Kursk, Rusia, untuk menyerah.

Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh pemimpin Rusia tersebut berusaha menyabotase inisiatif gencatan senjata.

Presiden AS Donald Trump mendesak Putin untuk menyelamatkan nyawa pasukan Ukraina saat ia mengatakan utusannya telah mengadakan pembicaraan produktif dengan pemimpin Rusia mengenai usulan gencatan senjata selama 30 hari.

Baca Juga: PLN Siagakan 1.000 Unit SPKLU di Jalur Mudik Sumatra dan Jawa

Rusia telah melancarkan serangan balasan cepat di wilayah perbatasan barat Kursk selama seminggu terakhir, merebut kembali sebagian besar wilayah yang direbut Ukraina dalam serangan mendadak Agustus lalu.

Kekalahan di Kursk akan menjadi pukulan besar bagi rencana Ukraina untuk menggunakan cengkeramannya di wilayah tersebut sebagai alat tawar-menawar dalam pembicaraan damai untuk perang yang telah berlangsung tiga tahun.

"Kami bersimpati terhadap seruan Presiden Trump," kata Putin dalam sambutan yang disiarkan di televisi Rusia. 

Baca Juga: Timbun Beras Bulog di Jambi Ternyata Dipasok dari Lampung

"Jika mereka meletakkan senjata dan menyerah, mereka akan dijamin kehidupan dan perlakuan bermartabat," tambah Putin.

Trump mengatakan ribuan tentara Ukraina dikepung sepenuhnya oleh militer Rusia, dan berada dalam posisi yang sangat buruk dan rentan, menurut laporan AFP.

"Saya telah meminta dengan tegas kepada Presiden Putin agar nyawa mereka diampuni. Ini akan menjadi pembantaian yang mengerikan, yang belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II," kata Trump.

Baca Juga: LPKNI Desak Polisi Usut Tuntas Dugaan Penimbunan Beras SPHP di Jambi

Pimpinan militer Ukraina membantah klaim tersebut. "Tidak ada ancaman bahwa unit kami akan dikepung," tulis Staf Umum Ukraina di media sosial.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Isu Royalti Menggema di Forum Jepang-ASEAN

Sabtu, 15 November 2025 | 16:46 WIB

Kremlin: Upaya Penyelesaian Konflik Ukraina Terhenti

Sabtu, 8 November 2025 | 13:59 WIB

Aksi Saling Sindir Zohran Mamdani vs Donald Trump

Kamis, 6 November 2025 | 09:19 WIB

Prabowo Warning Dunia Soal ‘Serakahnomics’

Sabtu, 1 November 2025 | 13:19 WIB

Gestur Diplomasi Prabowo Jadi Sorotan di KTT ASEAN

Senin, 27 Oktober 2025 | 09:12 WIB
X