Senin, 22 Desember 2025

Ternyata Ini Penyebab Dinosaurus Musnah 66 Juta Tahun Lalu

Photo Author
- Jumat, 16 Agustus 2024 | 18:47 WIB
Gambar selebaran yang tidak bertanggal ini menunjukkan lapisan batas Cretaceous-Paleogen berusia 66 juta tahun di Stevns Klint di Denmark, lapisan global yang berisi puing-puing dari dampak asteroid (Gemalantang.com/AFP)
Gambar selebaran yang tidak bertanggal ini menunjukkan lapisan batas Cretaceous-Paleogen berusia 66 juta tahun di Stevns Klint di Denmark, lapisan global yang berisi puing-puing dari dampak asteroid (Gemalantang.com/AFP)

GEMALANTANG.COM -- Perdebatan sengit seputar batuan kosmik yang membunuh dinosaurus telah menggelitik para ilmuwan selama beberapa dekade, tetapi sebuah studi baru telah mengungkap beberapa data penting dan paling mutakhir tentang kisah asal usul penghancur tersebut.

Para peneliti menggunakan teknik inovatif untuk menunjukkan bahwa penyebab apokaliptik yang menghantam permukaan Bumi 66 juta tahun yang lalu, menyebabkan kepunahan massal terakhir, telah terbentuk di luar orbit Jupiter menurut jurnal Science.

Para peneliti juga membantah gagasan bahwa itu penumbuk yang menghantam bumi pada zaman itu adalah komet. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai benda-benda langit yang telah menghantam planet kita.

Baca Juga: Peneliti Kaget Otak Hewan Purba Mirip Babi Ini Berbeda Dari Yang Lain

Wawasan baru mengenai asteroid yang menghantam Chicxulub, di wilayah yang sekarang merupakan Semenanjung Yucatan di Meksiko berhasil diungkap.

"Sekarang, dengan semua pengetahuan ini... kami dapat mengatakan bahwa asteroid ini awalnya terbentuk di luar Jupiter," kata Mario Fischer-Godde, penulis utama studi tersebut dan seorang ahli geokimia di Universitas Cologne, kepada AFP.

Kesimpulannya sangat penting, mengingat betapa jarangnya jenis asteroid ini bertabrakan dengan Bumi. Informasi tersebut mungkin terbukti berguna dalam menilai ancaman di masa depan, atau menentukan bagaimana air tiba di planet ini, kata Fischer-Godde.

Baca Juga: Para Peneliti Ungkap Pesan Mengerikan Di Prasasti Berusia 4.000 Tahun

Penemuan baru ini berdasarkan analisis sampel sedimen yang terbentuk pada periode antara era Cretaceous dan Paleogen, saat terjadinya dampak dahsyat asteroid.

Para peneliti mengukur isotop unsur rutenium, yang tidak jarang ditemukan di asteroid tetapi sangat langka di Bumi. Jadi, dengan memeriksa endapan di beberapa lapisan geologi yang menandai puing-puing dari dampak di Chicxulub, mereka dapat yakin bahwa rutenium yang diteliti berasal 100 persen dari asteroid ini.

"Laboratorium kami di Cologne merupakan salah satu laboratorium langka yang dapat melakukan pengukuran ini, dan ini merupakan pertama kalinya teknik penelitian semacam itu digunakan pada lapisan puing dampak" kata Fischer-Godde

Baca Juga: Ini Sosok Calon Perdana Menteri Thailand Yang Baru

 

Isotop rutenium dapat digunakan untuk membedakan dua kelompok utama asteroid, yakni asteroid tipe C, atau karbon, yang terbentuk di tata surya bagian luar, dan asteroid silikat tipe S dari tata surya bagian dalam, lebih dekat ke matahari.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahmad Ade

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Isu Royalti Menggema di Forum Jepang-ASEAN

Sabtu, 15 November 2025 | 16:46 WIB

Kremlin: Upaya Penyelesaian Konflik Ukraina Terhenti

Sabtu, 8 November 2025 | 13:59 WIB

Aksi Saling Sindir Zohran Mamdani vs Donald Trump

Kamis, 6 November 2025 | 09:19 WIB

Prabowo Warning Dunia Soal ‘Serakahnomics’

Sabtu, 1 November 2025 | 13:19 WIB

Gestur Diplomasi Prabowo Jadi Sorotan di KTT ASEAN

Senin, 27 Oktober 2025 | 09:12 WIB
X