Filosofi ‘Sumitronics’ sebagai Fondasi
Menkeu menjelaskan bahwa kerangka kebijakan ekonomi yang sedang dijalankan bersandar pada tiga pilar pembangunan yang digagas ekonom nasional Sumitro Djojohadikusumo, yang juga merupakan ayah dari Presiden Prabowo Subianto.
“Dia buat tiga pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang bagus katanya,” ucap Purbaya.
Baca Juga: Momen Hangat Yudisium STIE Jambi yang Cetak Lulus Unggul
“Yang pertama harus ada pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Yang kedua ada pemerataan manfaat pembangunan. Yang ketiga stabilitas nasional yang dinamis,” tuturnya.
Tiga pilar tersebut, kata Purbaya, akan menjadi rujukan dalam setiap program ekonomi baik yang bersifat struktural maupun populis.
Injeksi Rp200 Triliun ke Perbankan
Purbaya kemudian membeberkan langkah konkret yang diambil di awal masa jabatannya dan menyebut telah menempatkan dana besar ke sektor perbankan untuk mendorong stimulus ekonomi.
“Saya masukkan Rp200 triliun dari Bank Indonesia uang saya uang pemerintah ke perbankan itu akan menciptakan stimulus di perbankan,” ujarnya.
Selain itu, Purbaya menekankan pentingnya mengelola ekspektasi publik sambil memastikan kebijakan yang diterapkan benar-benar berdampak.
Baca Juga: Pandu Sjahrir Ungkap Perkembangan Kampung Haji Indonesia
“Saya manage ekspektasi dengan tindakan riil dan memonitor hasilnya di lapangan,” tambahnya.
Program Populis untuk Stabilitas Sosial
Dalam penjelasannya, Purbaya turut menyinggung fungsi strategis program populis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurut dia, kebijakan tersebut tidak hanya menyasar pemerataan manfaat pembangunan, tetapi juga menjaga kondisi sosial tetap kondusif.
“MBG (Makan Bergizi Gratis) jelas itu kan matanya pembangunan kan ke bawah terus karena orangnya senang ya stabilitas sosial politiknya kira-kira terjaga harusnya,” pungkasnya.