GEMA LANTANG -- Generasi milenial menghadapi tantangan finansial yang tidak ringan. Awal karier yang goyah, beban pinjaman pendidikan, serta hilangnya program pensiun tradisional membuat mereka harus lebih cermat dalam mengatur keuangan.
Namun di balik tantangan itu, para pakar menilai milenial justru menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi soal pentingnya menabung dan menyiapkan masa depan.
Mereka dianggap lebih peka setelah belajar dari pengalaman krisis keuangan global.
Baca Juga: JP Morgan Prediksi Pasar Saham RI Bangkit di Semester II
Pakar Keuangan dari Bone Fide Wealth, Douglas Boneparth menyebut pengalaman krisis 2008 menjadi titik balik bagi banyak milenial.
“Trauma resesi besar membuat milenial sangat sadar pentingnya tabungan dan dana darurat,” kata Boneparth seperti dilaporkan Investopedia, pada Jumat, 5 September 2025.
Boneparth melihat kesadaran itu membuat generasi ini lebih siap menghadapi masa-masa sulit. Dengan fondasi tabungan darurat yang kuat, mereka bisa lebih tenang memasuki fase akumulasi kekayaan saat penghasilan meningkat.
Baca Juga: Usai Rumahnya Dijarah, Sri Mulyani Janji akan Jaga Kepercayaan Publik
Pandangan serupa juga datang dari Melissa Joy, perencana keuangan sekaligus analis keuangan asal Amerika Serikat (AS).
Joy menilai, milenial kini lebih bertanggung jawab terhadap uang yang mereka miliki.
“Milenial membuat pilihan yang bagus, termasuk dalam memanfaatkan program pensiun dari perusahaan,” ujarnya.
Baca Juga: Nasabah Ngeluh Kesulitan Transaksi Gegara Aplikasi Byond Milik Bank BSI Error
Joy menambahkan, banyak klien milenial yang setelah berhasil menyeimbangkan utang, tabungan, dan penghasilan, langsung mencari langkah baru untuk memperkuat keuangan.