Gemalantang.com - Belakangan masyarakat Kabupaten Batanghari mengeluh dengan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram dibeberapa dalam wilayah Kabupaten Batanghari.
Tidak hanya kelangkaan, namun juga warga mengeluh harga gas elpiji 3 kilogram yang tidak sesuai dengan harga dari Pertamina.
Keluhan masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3 kg. Selain itu, warga menjerit harga komoditas tersebut melonjak di kisaran Rp25 ribu–Rp30 ribu per tabung.
Baca Juga: DPRD Batanghari Minta Pemkab Batanghari Awasi Pangkalan Gas
Sementara pihak Pertamina mengimbau masyarakat untuk membeli gas elpiji 3 kg di pangkalan resmi Pertamina atau SPBU terdekat agar mendapatkan stok dengan harga HET sebesar Rp 16.000.
Harga elpiji 3 kg di tingkat eceran dan toko kelontong sudah berada di luar kewenangan Pertamina untuk melakukan pengawasan dan penertiban.
Terkait hal ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Batanghari merekomendasikan Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari meningkatkan pengawasan terhadap peredaran Gas elpiji 3 kg.
Baca Juga: DPRD Batanghari Minta Pemkab Batanghari Awasi Pangkalan Gas
“Agar pengawasan terhadap persediaan peredaran gas elpiji 3 kg lebih ditingkatkan, khususnya harga jual kepada Masyarakat,” kata Marjani anggota DPRD Kabupaten Batanghari saat rapat paripurna penyampaian rekomendasi DPRD Kabupaten Batanghari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Batanghari Tahun Anggaran 2023, pada Rabu 17 April 2023.
“Karena masih ditemukannya kelangkaan dan harga jual yang tinggi,” sambungnya.
Dilanjutkan Marjani, kelangkaan Gas LPG 3 kg di Batanghari akibat ulah agen atapun pangkalan yang menjual kepada yang bukan berhak.
“Hal ini terjadi karena juga adanya penjualan yang dilakukan oleh agen ataupun pangkalan yang menjual gas LPG 3 kg kepada yang bukan berhak,” pungkasnya.