Gemalantang.com - Sejak angkutan batubara dibuka kembali oleh Gubernur Jambi Al Haris, sejumlah masyarakat Jambi mengeluh.
Pasalnya, banyaknya angkutan batubara yang melintas di jalan nasional mengakibatkan kemacetan lalulintas.
Seperti terjadi di Desa Jebak, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari. Disana seringkali terjadi kemacetan, karena penumpang angkutan batubara.
Kemacetan tersebut akibat, mobil angkutan batubara harus antrian untuk masuk ke pelabuhan PT PUS di Desa Jebak.
Beragama komentar masyarakat, terutama masyarakat Kabupaten Batanghari yang terganggu untuk melakukan aktivitas di bulan suci Ramadhan ini.
Seperti salah seorang pedagang, Ia mengeluh tidak bisa lewat, karena jalur kanan dan kiri penuh di isi mobil bermuatan angkutan batubara
" Kami seringkali tidak jadi jualan ke pasar, dan putar balik. Karena tidak bisa lewat," kata Putri, Jum’at (15/3/2024).
Berbeda apa yang katakan, Renny Marisa. Ia menyebutkan, kemacetan ini bukan salah sopir angkutan batubara. Tapi persiapan bongkar itu yang belum siap.
Baca Juga: Sering Terjadi Kemacetan di Jebak, Ahirnya Angkutan Batubara di Stop
Baca Juga: Ini Alasan Pos-pos Pantau Pengawasan Angkutan Batubara di Aktifkan
Baca Juga: Dishub Jambi Turunkan Sejumlah Personel, Tapi Tetap Saja Macet
Ia menuturkan, seharusnya tempat bongkar yang dipersiapkan terlebih dengan matang.
Selain itu pihak Pemerintah Provinsi Jambi juga lebih tegas lagi terhadap pengusaha tambang untuk membangun kantong-kantong parkir yang lebih luas lagi.
" Kalau kantong-kantong parkir luas dan mampu menampung kouta mobil di Batanghari, pasti kemacetan tidak terjadi. Kemacetan ini karena kantong-kantong parkir penuh. Dan pelabuhan juga harus perluasan kantong-kantong parkir," jelasnya.
Ia juga minta, agar pengusaha tambang jangan tanggung-tanggung kalau mau berbisnis. Karena kalau kemacetan ini sopir juga yang di salahkan. Padahal mereka juga ingin memenuhi kebutuhan keluarganya.