GEMA LANTANG, JAMBI -- Suasana politik di tubuh Partai Golkar Provinsi Jambi kembali memanas. Sejumlah kader dan pengurus daerah menggelar pernyataan sikap.
Dalam pernyataan yang dibacakan di hadapan media, para kader menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap pemberitaan dan dokumentasi photo proses penyusunan kepengurusan DPD I Golkar Jambi periode 2025–2030.
Dimana, diwartakan penyusunan tersebut prosesnya hampir final. Sementara kader Golkar pejuang dan loyalis Cek Endra menilai proses itu berjalan tidak sehat akibat intervensi berlebihan dari Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Sumatera DPP Partai Golkar, Achmad Dolly Kurnia.
Manuver politik Dolly ini, diketahui berawal sejak Cek Endra terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD I di Musyawarah Daerah (Musda) XI.
Baca Juga: 'Suara Rakyat, Suara Golkar', Bukti Nyata Pengabdian Golkar Jambi di HUT ke 61
Manuver ini termasuk memaksakan sejumlah nama kontroversial untuk duduk di posisi strategis dalam struktur kepengurusan dengan dalih konsolidasi partai.
“Langkah-langkah politik yang dilakukan saudara Achmad Dolly Kurnia telah melampaui kapasitas dan kewenangan sebagai formatur. Ini bukan lagi bentuk konsolidasi, tapi intervensi yang melemahkan posisi Ketua Terpilih dan memecah soliditas kader di Jambi,” ujar para elite Golkar Jambi.
Dalam pernyataan sikap bersama itu, para kader menilai bahwa dominasi Dolly itu telah menimbulkan potensi perpecahan dan politik adu domba di internal partai.
Mereka menegaskan bahwa Golkar harus tetap berdiri sebagai partai besar yang menghormati mekanisme organisasi dan kedaulatan daerah.
Kader Ancam Mundur akibat Tekanan Terhadap Cek Endra
Dalam kesempatan yang sama, Indra Armendaris sebagai ketua penyelenggara Musda XI Golkar Jambi, mengungkapkan bahwa Cek Endra mendapat tekanan kuat dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.
Baca Juga: Cerita Hasan Nasbi Pernah Nikmati Program Serupa MBG di Era Soeharto
"Kuat sekali tekanan DPP terhadap pak Cek Endra, Alhamdulillah, Pak Cek Endra terpilih secara aklamasi, tapi tekanan itu tidak berhenti, termasuk kepengurusan, itu semua berubah." katanya, Sabtu, 1 November 2025.
Menurutnya, tekanan DPP Golkar sudah sangat luar biasa terhadap Golkar [Jambi], dimana para kader yang setia di geser, padahal loyalis ini lah yang mengantarkan Musda Golkar.