GEMA LANTANG -- Aki merupakan salah satu komponen vital pada kendaraan bermotor baik motor maupun mobil.
Perannya tak sekadar untuk menghidupkan mesin, tetapi juga memasok energi listrik ke berbagai sistem, mulai dari lampu, klakson, hingga perangkat elektronik lainnya.
Tanpa aki yang berfungsi optimal, performa kendaraan akan terganggu, bahkan bisa menyebabkan mogok.
Baca Juga: Prabowo Minta Pengusaha Besar Bantu UMKM dan Rakyat Miskin
Di pasaran, aki dibedakan menjadi dua jenis utama, yakni aki kering dan aki basah. Keduanya memiliki konstruksi, karakteristik, dan kebutuhan perawatan yang jauh berbeda.
Aki kering dikenal menggunakan cairan elektrolit berbentuk gel, yang membuat cairannya tidak mudah menguap.
Keunggulan lainnya adalah sifatnya yang maintenance free alias minim perawatan. Pemilik kendaraan tidak perlu menambah cairan secara berkala.
Baca Juga: MPR Ingatkan TNI dan Polri Usut Perkara Prada Lucky Namo dengan Adil
Umur pakainya biasanya berkisar antara 1 hingga 2 tahun, tergantung penggunaan dan kondisi kendaraan.
Sementara itu, aki basah menggunakan cairan elektrolit yang mirip air. Jenis ini membutuhkan perawatan rutin berupa pengecekan dan penambahan cairan.
Jika dibiarkan kering, performa aki tersebut akan menurun dan bisa memicu kendaraan mogok.
Baca Juga: Fakta Menarik Dibalik Senyum Tom Lembong saat Diborgol
Meski demikian, aki basah kerap dipilih karena harganya relatif lebih ekonomis.