Pertama, pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,03% (c-to-c). Secara spasial ekonomi tumbuh positif di semua wilayah. Pertumbuhan tertinggi di Papua Barat (20,8%) dan Maluku
Utara (13,7%). Adapun semua sektor tumbuh positif dengan kontribusi terbesar Industri Pengolahan (18,98% PDB).
Baca Juga: Ini Daftar Lokasi dan Jadwal Operasi Pasar Gas LPG 3 KG di Kota Jambi
Kedua, inflasi Indonesia yang terkendali. Maret 2025 Indonesia mengalami inflasi 1,65% (mtm) dan 1,03% (yoy).
Ketiga, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di level optimis. IKK pada Februari 2025 berada pada level Optimis sebesar 126,4
(Jan’25 sebesar 127,2), masih konsisten di level optimis (>100).
Keempat, PMI manufaktur di level ekspansif. PMI Maret 2025 sebesar 52,4 (Feb’25 sebesar 53,6), di level ekspansi seiring peningkatan output dan demand di dalam negeri.
Kelima, Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh. IPR pada Feb 2025 terkontraksi 0,5% yoy namun tetap tumbuh 0,8% mtm dipengaruhi kelompok makanan, minuman, tembakau.
Baca Juga: Kabar Baik!!! Pemkot Jambi Akan Gelontorkan 'Gas Melon' Jelang Lebaran
Keenam, sektor keuangan Indonesia yang kuat. Neraca Pembayaran (NPI) 2024 mengalami surplus USD 7,2 miliar. Sementara pertumbuhan kredit Feb 2025 10,4% (rata-rata 2024 11,3%). Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) sedikit meningkat menjadi 5,75%.
Ketujuh, cadangan devisa (cadev) yang kuat. Cadev Indonesia tercatat 154,5 miliar USD hingga akhir Februari 2025, setara pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor + pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah.
Baca Juga: BMKG Minta Masyarakat Waspada Adanya Potensi Tsunami saat Lebaran 2025
Kedelapan, Neraca Perdagangan surplus, di mana pada Februari 2025 surplus USD 3,12 miliar, melanjutkan tren surplus 58 bulan berturut-turut.