GEMALANTANG.COM, WASHINGTON -- Presiden Donald Trump telah memilih desain untuk perisai pertahanan rudal Golden Dome senilai $175 miliar dan menunjuk seorang jenderal Angkatan Luar Angkasa untuk memimpin program ambisius yang bertujuan untuk memblokir ancaman dari China dan Rusia.
Program tersebut, yang pertama kali diperintahkan oleh Trump pada bulan Januari, bertujuan untuk membuat jaringan satelit, yang jumlahnya mungkin mencapai ratusan, untuk mendeteksi, melacak, dan berpotensi mencegat rudal yang masuk.
Baca Juga: Gaya Dedi Mulyadi vs Pramono Atasi Kenakalan Remaja
Trump mengatakan dalam konferensi pers di Gedung Putih bahwa Jenderal Angkatan Luar Angkasa AS Michael Guetlein akan menjadi manajer program utama untuk upaya yang secara luas dipandang sebagai landasan perencanaan militer Trump.
"Golden Dome akan melindungi tanah air kita," kata Trump, seperti dilansir Reuters.
Trump mengatakan perisai pertahanan, yang akan menelan biaya sekitar $175 miliar, akan beroperasi pada akhir masa jabatannya pada Januari 2029.
Baca Juga: DPR Minta Impor 'Tempat Makan' MBG dari China Dihentikan
Tetapi para ahli industri kurang yakin mengenai kerangka waktu dan biayanya.
"Ronald Reagan menginginkannya bertahun-tahun lalu, tetapi mereka tidak memiliki teknologinya," sebut Trump.
Ide Kubah Emas itu terinspirasi oleh perisai pertahanan Iron Dome berbasis darat milik Israel yang melindunginya dari rudal dan roket.
Baca Juga: Bagi-bagi Uang Rp25 Juta ke Siswa, Dedi Mulyadi Blak-blakan dari Hasil Bikin Konten
Kubah Emas Trump jauh lebih luas, termasuk sejumlah besar satelit pengintai dan armada satelit penyerang terpisah yang akan menembak jatuh rudal ofensif segera setelah lepas landas.
Pengumuman hari Selasa itu menandai dimulainya upaya Pentagon untuk menguji dan akhirnya membeli rudal, sistem, sensor, dan satelit yang akan membentuk Golden Dome.