GEMALANTANG.COM, RIYADH -- Arab Saudi mempelopori upaya Liga Arab yang mendesak untuk mengembangkan rencana bagi masa depan Gaza sebagai penyeimbang terhadap ambisi Presiden AS Donald Trump untuk membersihkan Riviera Timur Tengah dari penduduk Palestina.
Gagasan rancangan akan dibahas dalam sebuah pertemuan di Riyadh bulan ini di sejumlah negara termasuk Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab. Proposal mungkin melibatkan dana rekonstruksi yang dipimpin Teluk dan kesepakatan untuk menyingkirkan Hamas, kata lima orang narasumber Reuters.
Arab Saudi dan sekutu-sekutu Arabnya terkejut dengan rencana Trump untuk membersihkan warga Palestina dari Gaza dan memindahkan sebagian besar dari mereka ke Yordania dan Mesir.
Baca Juga: Silahturahmi KIM, SBY : Jangan Ada Yang Mendua Hati
Gagasan ini langsung ditolak oleh Kairo dan Amman dan dipandang di sebagian besar kawasan sebagai sesuatu yang sangat mengganggu stabilitas.
Rencana itu dinilai akan membatalkan tuntutan kerajaan untuk jalur yang jelas menuju negara Palestina sebagai syarat normalisasi hubungan dengan Israel.
Satu sumber pemerintah Arab mengatakan sedikitnya empat proposal telah dirancang untuk masa depan Gaza, tetapi proposal Mesir sekarang muncul sebagai inti dorongan Arab untuk mencari alternatif bagi gagasan Trump.
Baca Juga: Seorang Kolonel Yang Membasmi Kartel Tewas Ditembak Pembunuh Bayaran
Usulan terbaru Mesir melibatkan pembentukan komite nasional Palestina untuk memerintah Gaza tanpa keterlibatan Hamas, partisipasi internasional dalam rekonstruksi tanpa menggusur warga Palestina ke luar negeri, dan gerakan menuju solusi dua negara, kata tiga sumber keamanan Mesir.
Arab Saudi, Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab dan perwakilan Palestina akan meninjau dan membahas rencana tersebut di Riyadh sebelum dipresentasikan pada pertemuan puncak Arab yang dijadwalkan pada tanggal 27 Februari, kata sumber pemerintah Arab seperti dilansir Reuters.
Peran Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang dikenal sebagai MbS, tampaknya menjadi kunci, menurut laporan Reuters.
Baca Juga: Negara Kaya Ini Pertimbangkan Legalisasi Penggunaan Ganja
"Kami memberi tahu Amerika bahwa kami punya rencana yang berhasil. Pertemuan kami dengan MbS akan sangat penting. Dia yang memimpin," kata seorang pejabat Yordania.