GEMALANTANG.COM -- Mumps atau kerap disebut gondongan merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dari golongan Paramyxovirus.
Penyakit ini diketahui bisa menginfeksikan banyak bagian tubuh. Namun, kondisi ini paling sering menyebabkan pembengkakan pada kelenjar ludah (parotis).
Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang menghasilkan air liur atau ludah yang posisinya berada di depan telinga dan sekitar rahang.
Baca Juga: Kabut Asap Kian Mengamuk, Ini Jumlah Penderita ISPA di Kota Jambi
Perlu diketahui, kelenjar air liur terdiri dari parotis (kelenjar terbesar yang terletak di dekat telinga), submandibula (terletak di bawah rahang), sublingual (terletak di bawah lidah), dan kelenjar kecil lainnya.
Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui droplet atau percikan air liur penderitanya saat bersin, batuk, berbicara, maupun bernapas. Serta jika berbagi makanan dan minuman dengan penderita, dan umumnya diderita anak-anak berusia 5-9 tahun.
Anak yang mengidap penyakit ini dapat menyebarkan virusnya ke orang lain dalam kurun waktu 1–7 hari sebelum gejala muncul, namun tetap ada risiko menular dalam kurun waktu 5–9 hari setelahnya.
Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan Bagi Peserta JKN, BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan POROS
Gejala mumps pada anak biasanya muncul pada 12–24 hari setelah terinfeksi. Dalam rentang waktu tersebut, mumps dapat menimbulkan gejala berupa demam, menggigil, nyeri kepala, dan penurunan nafsu makan.
Berdasarkan penelusuran Gemalantang diberbagai laman kesehatan menyebut Mumps adalah penyakit self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya.
Tidak ada obat khusus untuk penyakit ini, namun terdapat sejumlah metode pengobatan mumps pada anak yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala dan mencegah risiko terjadinya komplikasi, di antaranya sebagai berikut :
Baca Juga: Realisasikan Program Gotong Royong, Wabup Bakhtiar Tanam Bibit Pohon Kelapa di Desa Terusan